Deskripsi
Di tengah kehidupan modern yang semakin cepat, masyarakat Dusun Wirokerten tetap memegang erat tradisi-tradisi luhur peninggalan leluhur. Salah satunya adalah Besik Makam, sebuah kegiatan rutin yang mengandung nilai kebersamaan, penghormatan, dan kepedulian sosial. Besik Makam secara sederhana berarti kegiatan membersihkan area makam. Namun, maknanya jauh lebih dalam daripada sekadar merapikan rumput atau menyapu halaman.
Tradisi ini menjadi wujud nyata rasa hormat kepada leluhur yang telah mendahului, serta menjadi pengingat bahwa kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari akar sejarah dan jasa para pendahulunya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap selapan (35 hari sekali), tepatnya pada Minggu Kliwon dalam penanggalan Jawa. Pemilihan hari tersebut bukan tanpa alasan, melainkan sudah menjadi kesepakatan turun-temurun yang dipercaya membawa kebaikan dan keberkahan. Momentum selapan juga menjadikan kegiatan ini memiliki ritme yang teratur, sehingga masyarakat bisa terus menjaga kesinambungannya.
Yang membuat tradisi ini semakin bermakna adalah peran aktif para pemuda kampung. Dengan penuh semangat, mereka bergotong royong membersihkan area makam, mencabut rumput liar, merapikan pepohonan, hingga memperbaiki fasilitas sederhana di sekitar makam. Keterlibatan generasi muda bukan hanya mencerminkan kepedulian, tetapi juga menjadi simbol estafet budaya agar tradisi luhur ini tidak terputus oleh zaman. Lebih dari itu, Besik Makam menghadirkan suasana kebersamaan yang hangat.
Warga berkumpul, saling bertegur sapa, bekerja bersama tanpa pamrih, dan merasakan kembali nilai gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa. Dengan cara ini, hubungan antarwarga tetap terjalin erat, rasa peduli sosial semakin kuat, dan lingkungan makam tetap terjaga bersih serta nyaman. Selain aspek sosial, kegiatan ini juga mengandung nilai spiritual. Membersihkan makam dipandang sebagai bentuk bakti anak cucu kepada orang tua dan leluhur.
Tradisi ini mengingatkan setiap orang akan pentingnya menghormati jasa pendahulu serta menyadarkan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah kesinambungan yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Melalui Besik Makam, Dusun Wirokerten bukan hanya merawat lingkungan fisik makam, tetapi juga menjaga nilai budaya, moral, dan spiritual yang telah diwariskan. Tradisi ini menjadi identitas sekaligus kebanggaan, bahwa masyarakat masih mampu menjaga akar budayanya di tengah arus perubahan zaman.